Selain sebagai minuman di pagi hari untuk jutaan orang di dunia dan membantu menurunkan risiko stroke, ternyata kopi juga memiliki manfaat lain, yakni sebagai bahan bakar mobil.

Seorang pria 42 tahun, asal Inggris telah membuat sebuah Ford P100 pikap menjadi pemegang rekor, sebagai kendaraan bertenaga kopi tercepat di dunia. Pria itu bernama Martin Bacon.

Martin Bacon bersama timnya telah membuat dua model mobil bertenaga kopi lainnya lewat mobil VW Scirocco MK2 dan Rover SD1. Namun Ford P100 bertenaga kopi yang dijuluki sebagai 'The Bean Machine' itu adalah pemegang rekor kecepatan resmi dengan kecepatan tertingginya mencapai 105 km/jam.

Menurut Bacon, mobil ini dijalankan dengan butiran pellet yang terbuat dari limbah kopi. Bacon memasang kompor arang di bagian pikap Ford, yang memecah biji kopi sekam (produk sampingan dari proses pemanggangan) menjadi karbon monoksida dan hidrogen. Mobil ini mampu melaju dengan kecepatan hingga 104,607 kilometer per jam. Uji coba dilakukan juri Guinness di Woodford Airfield, di Manchester, Inggris, pada 19 Februari.

Bacon memaparkan bahwa lebih dari 100 ribu kendaraan di Inggris menggunakan teknik gasifikasi serupa selama Perang Dunia II termasuk mobil dan bus. Ia juga mengatakan bahwa teknologi ini dapat diterapkan untuk jenis kendaraan apapun.

Bacon telah lama terpesona dengan kendaraan bertenaga kopi. Menurut BBC, ia mengkonversi Volkswagen Scirocco lama menjadi mobil Coffee Car Mark 1 dan melaju nonstop sejauh 210 mil dari London ke Manchester pada 2010. Rekor sebelumnya dipegang Car-Puccino, yang dilaporkan mencapai kecepatan 60 mil per jam.

Mobil kopi Bacon bukanlah kendaraan pertama yang tenaganya bersumber dari makanan. Pada 2009, ilmuwan dari Universitas Warwick membuat mobil balap Formula 3 yang bahan bakarnya dibuat dari ekstrak cokelat. Sayangnya, mobil yang dilaporkan dapat melaju hingga 145 mil per jam atau sekitar 233,355 kilometer per jam itu dilarang ikut dalam kejuaraan karena bahan bakar yang tidak biasa gagal untuk memenuhi persyaratan.

Di tengah situasi industri otomotif dunia yang sedang berlomba menciptakan kendaraan dengan beragam teknologi demi menghemat bahan bakar namun tetap mempertahankan performa, sepertinya teknologi ini perlu dicetuskan dan dikembangkan kembali sebagai bahan bakar alternatif lainnya.

Anda dapat mengetahui lebih lanjut di situs resminya http://coffeecar.org

Sidoaarjo: Walaupun menjadi negara produsen kopi terbesar ketiga dunia,  ternyata Indonesia masih harus mengimpor dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan kopi dalam negeri.

Produksi kopi di Indonesia saat ini rata-rata 600 ribu ton per tahun. Angka ini masih jauh di bawah Vietnam yang mampu memproduksi kopi 1,2 juta ton per tahun.

Menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Indonesia sebenarnya bisa menjadi produsen kopi terbesar dunia karena lahannya luas. Namun luasnya lahan ini ternyata tidak diimbangi dengan produktivitas yang tinggi.

“Lahan harus dibuka lebih banyak, teknologi harus diterapkan dan disiplin di seluruh pemangku kepentingan agar kita bisa meningkatkan
produktivitas,” kata Gita Wirjawan seusai berdialog dengan sejumlah petani kopi di PT Aneka Coffe Industri di kawasan Trosobo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Selasa (19/3).

Terkait revitalisasi perkebunan, Gita Wirjawan mengaku akan segera berbicara dengan seluruh pemangku kepentingan. Menurutnya saat ini yang utama adalah semangat terlebih dulu untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar kopi di dunia.

Meski menduduki produsen terbesar ketiga, namun ironisnya Indonesia masih harus mengimpor kopi untuk kebutuhan domestiknya. Tahun ini saja Indonesia masih mengimpor kopi 70 ribu ton atau naik 300% dibandingkan impor tahun lalu. Kopi tersebut sebagian besar diimpor dari Brasil dan Vietnam sebagai produsen kopi pertama dan kedua dunia.

“Kopi Indonesia banyak dibutuhkan dunia karena kualitasnya, sehingga harganya pun bagus. Sementara untuk domestik kita impor kopi lebih murah seperti dari Vietnam,” kata Ketua Umum Gabungan Eksporter Kopi Indonesia Hutama Sugandhi.

Sugandhi membenarkan, tidak terpenuhinya kebutuhan kopi domestik ini tak terlepas dari rendahnya produktivitas di Indonesia. Lahan perkebunan kopi Indonesia sudah cukup luas mencapai 1,1 juta hektare. Jauh lebih luas dibandingkan Vietnam yang hanya 550 ribu hektare.

Namun untuk memanfaatkan lahan ini diperlukan komitmen pemerintah di antaranya membantu infrastruktur. Sebab walaupun lahan luas namun tidak diimbangi infrastruktur akan membuat investor berpikir dua kali menanamkan modalnya untuk bisnis menanam kopi di Indonesia. Padahal dari sepuluh kopi berkualitas di dunia, lima di antaranya dari Indonesia.

“Produksi kita hanya 700 sampai 800 kilogram per hektare sementara Vietnam bisa mencapai tiga ton per hektarnya,” kata Sugandhi.

Menurut Sugandhi dengan geografis berbeda dibandingkan Vietnam, Indonesia seharusnya bisa meningkatkan produktivitasnya. Minimal produktivitas kopi di Indonesia sudah bisa mencapai 1,5 ton per hektar.

Rendahnya produktivitas ini tak terlepas dari kurangnya penyuluhan pemangku kepentingan terhadap petani kopi. Selain itu bantuan modal dari pemerintah juga dinilai masih kurang. Menurutnya bantuan modal untuk perkebunan di Indonesia lebih banyak dialokasikan untuk kelapa sawit dan karet.

Padahal pada tahun 2020 mendatang, kata Sugandhi, dunia diprediksi akan terjadi kekurangan kopi karena terbentur keterbatasan lahan yang makin sempit. Sementara Indonesia masih memiliki lahan cukup luas seharusnya bisa memanfaatkan keadaan ini dimulai dari sekarang. (Heri S/Adf)

Sumber : metrotvnews.com | Selasa, 19 Maret 2013 | 15:23 WIB

Kopi Luwak

Jenis kopi yang lain merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika dan robusta. Biasanya disetiap daerah penghasil kopi memiliki keunikannya masing-masing dan menjadikannya sebagai suatu subvarietas. Salah satu jenis kopi lain yang terkenal adalah kopi luwak asli Indonesia.

Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di Dunia. Proses terbentuknya dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis ini. Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji kopi ini kemudian dimakan oleh luwak atau sejenis musang. Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini. Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama kotorannya. Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang memberikan cita rasa tambahan yang unik.

Kopi merupakan salah satu minuman clas dunia yang menjadi favorit banyak orang. Sayangnya, terkadang di balik rasa kopi yang enak itu biasanya meninggalkan ampas kopi yang yang di buang begitu saja. Tapi sebaliknya seorang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya malah sukses menjadi pengusaha berkat ampas kopi.

Moh. Fajar Rajasa Fikri yang saat ini sukses berbisnis membuat benda hias dari ampas kopi, yang hasil karyanya diberi nama Coffe Paste. Sesuai dengan namanya, produk yang ditawarkan Fikri berhubungan erat dengan kopi. Hanya saja, bukan kopi untuk diminum, melainkan diambil ampasnya. yang berarti kopi tempel. Jadi ampas kopi itu dihias dan ditempel di keramik, diletakkan pada piring, mug, dan pigura. Motif yang dibuat juga cukup beragam mulai dari hewan, tumbuhan, batik, hingga kaligrafi. dan jadilah sebuah benda hias dari hampas kopi.

Dengan motto “Go Green With Art,” produk Fikri berhasil menarik perhatian banyak pihak. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) bersedia mendanai bisnis Firki lewat, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Coffe Paste juga pernah menjuarai kompetisi bisnis satu di antaranya juara dua di kompetisi business plan Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITS.

Dengan hasil karyanya ini, Fikri bisa menjualnya dengan harga bervariasi mulai dari Rp35 ribu hingga Rp85 ribu. Inovasi unik dari Coffee Paste ini ternyata mendapat apresiasi dari banyak pihak.

Tidak hanya itu saja Coffee Paste ini sudah menjuarai berbagai kompetisi bisnis seperti torehan juara dua di kompetisi business plan Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITS. Selain itu, berkat karya Coffe Paste ini berhak mengikuti technopreneur camp di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Selain itu, karyanya ini bisa dikembangkan sebagai bisnis dan masuk ke dalam program inkubator industri ITS.

Berkat karyanya ini pula, Fikri berhasil menjuarai kompetisi Beasiswa Unggulan Teknologi Industri Kreatif (BUTIK). Fikri berhak mendapatkan dana modal kerja sebesar Rp15 juta dan beasiswa biaya hidup maksimal Rp20 juta.

Dia juga meraih beasiswa hasil kerja sama CIMB Niaga dengan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Semoga inovasi unik dari Fikri ini menjadi inspirasi bagi generasi muda yang lain untuk terus berkarya dan berinovasi.

Penasaran dengan produk dari Ampas Kopi? Silakan kunjungi situs www.coffeepaste.biz untuk melihat kreasi Fikri. 

Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN.

Indonesia telah menerapkan standar mutu biji kopi berdasarkan sistim nilai cacat kopi sejak tahun 1990. Standar mutu kopi biji yang berlaku saat ini adalah SNI 01-2907-2008 Kopi Biji hasil dari beberapa kali revisi.

Download  SNI 01-2907-2008 Biji Kopi

Realizing the Value in Sustainability

Our skill set spans the sustainability spectrum - from providing assurance about compliance with social and economic standards (such as Fairtrade Certification), to measuring the Product Carbon Footprint of products sold to consumers. This broad set of abilities makes FLO-CERT your perfect partner in developing truly sustainable supply chains based on shared values.

With many years of experience working with supply chain partners in more than 70 countries around the world, FLO-CERT, as the leading International Social Certification Body, is expanding its service offering to provide solutions to sustainability. We understand the value of transparent relationships across supply chains and have experience in analyzing the flow of goods and money up and down the entire supply chain.

FLO-CERT is uniquely positioned in terms of experience and location: Our head office is centrally located in Bonn, Germany, which allows us to access all European markets. We also have offices in India, Costa Rica and South Africa, allowing for a truly global reach. With more than 100 fully trained auditors in 50 countries around the Global South, we have access to all major South – North trade routes.

Inilah tentang Flo-Cert yang saya copas dari website Flo-cert, berdasarkan pertanyaan  oleh teman lama saya Sdr. Darmawan yang berda di Depok.

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada link sumber dibawah ini.

Semoga Bermanfaat.
 

Sumber : http://www.flo-cert.net

Sumber : Kementrian Perdagangan

Apabila ingin mengunduh Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia dalam format PDF, 

langsung aja Klik Disini